FOODIZZ.ID – Bandung. Zaman sosial-media begini, banyak bisnis kuliner yang terkadang hanya bertahan beberapa bulan saja atau bahkan beberapa minggu saja. Di sisi lain, banyak yang berkembang pesat hingga punya banyak cabang. Bisa dalam satu kota, antar kota, bahkan antar negara sekalipun. Sangat luar biasa. Adanya sosial-media membuat bisnis-bisnis kuliner ini bisa berkembang secara ekspansif, bahkan terkadang malah “terlalu berkembang”, membuatnya menjadi goyang dan tidak sedikit yang runtuh karena perkembangannya sendiri.
Loh, memangnya kalau bisnis banyak cabang dan sudah mantap, punya resiko untuk runtuh? Tentu saja punya! Ada beberapa merk ternama yang mengalami hal tersebut. Punya fans banyak, punya inovasi menu menarik, hampir setiap hari penuh, tapi eh tapi satu waktu malah ambruk layaknya kertas. Tidak bersisa sama sekali. Mengapa hal tersebut bisa terjadi? Berikut adalah alasan mengapa banyak cabang belum tentu banyak rezeki!
Laporan Keuangan Banyak Keanehan
Apa yang membuat dunia berputar? Uang. Apa yang membuat bisnis kuliner berkembang? Ya uang juga. Oleh karena itu, laporan keuangan adalah hal yang amat sangat krusial. Mau bisnis skala UMKM, skala nasional, skala internasional, laporan keuangan adalah backbone, sangat penting!
Tapi apa yang terjadi? Terkadang ketika bisnis sudah besar, kita merasa sudah jumawa, sudah bisa mengembangkan sampai titik tertentu sehingga lupa untuk melakukan pencatatan. Inilah awal mulanya bisnis akan hancur lebur. Untuk itulah diperlukan karyawan yang khusus di bidang keuangan agar pencatatan lebih tertib juga lebih aman.
Standar Operasional Kurang Pasti dan Spesifik
Ada satu perusahaan besar yang memiliki lebih dari 50 karyawan, akan tetapi masing-masing karyawan tidak memiliki tugas yang jelas sehingga terkadang tumpang tindih. Akibatnya? Tentu saja perusahaan tersebut akan langsung tutup. Karyawan bagian keuangan disuruh mengerjakan operasional. Karyawan bagian manufaktur disuruh mengerjakan keuangan. Hasil akhirnya malah tidak pas dan tidak memuaskan.
Itulah kenapa, para pebisnis harus memiliki SOP yang jelas ketika bisnis mereka mulai berkembang. Khususnya bisnis kuliner, SOP harus dibuat berbarengan dengan berdirinya bisnis tersebut, agar di masa depan tidak melakukan banyak revisi yang membuat karyawan jadi bingung. SOP yang dibuat bisa dalam berbagai bentuk. Video misalnya, atau aturan tertulis misalnya, atau setiap pagi selalu briefing dahulu sebelum buka.
Inovasi Mati Suri
Dahulu kala ketika pertama masuk Indonesia, McD masih mengadopsi nilai-nilai Amerika seperti hanya menyediakan Burger dan kentang goreng saja. Sekarang? Selalu ada paket nasi dan ayam. Artinya apa? Mereka melakukan inovasi, belajar kebiasaan masyarakat Indonesia yang “nggak makan nasi nggak kenyang”, dan akhirnya sukses sampai sekarang.
Inovasi juga menjadi faktor utama bisnis kuliner bisa berkembang. Tadinya hanya nasi dan ayam, berkembang jadi kentang dan ayam, berkembang lagi ada menu chicken bucket yang mana bisa beli 9 potong ayam, dan inovasi lainnya. Jika inovasi menu kuliner tidak berkembang, sebanyak apapun Kawan Foodizz punya cabang bisa dipastikan akan buyar dalam waktu yang cepat.
Itulah beberapa alasan kenapa banyak cabang belum tentu banyak rezeki. Meskipun bisnis kita sudah skala nasional atau bahkan internasional, harus ada inovasi yang mantap, harus ada SOP yang jelas dan terstruktur, dan harus ada laporan keuangan yang transparan. Diingat betul ya Kawan Foodizz, agar bisnis kamu semakin berkembang!