FOODIZZ.ID – Bandung. Bisnis kuliner adalah bisnis yang terkadang high risk – high return. Maksudnya adalah keuntungan tinggi berbanding lurus dengan resiko yang tinggi. Entah dari sisi luar seperti persaingan usaha dan banyaknya bisnis dengan konsep sama, maupun dari sisi dalam seperti karyawan tidak loyal dan adanya pencurian resep.
Itulah kenapa dalam bisnis kuliner, laporan keuangan sangatlah penting untuk dipersiapkan dan dibuat demi mencegah terjadinya kebangkrutan di masa mendatang, dan juga untuk selalu menjaga agar bisnis kuliner terus berkembang.
Laporan keuangan dalam bisnis kuliner terbagi dalam tiga laporan utama yang selalu menjadi basis utama dalam melihat apakah bisnis Kawan Foodizz sehat, tidak sehat, atau harus tutup. Laporan tersebut antara lain adalah Laporan Neraca Keuangan, Laporan Laba Rugi, dan Laporan Kas Keuangan.
Tiga laporan ini adalah pilar utama dalam bisnis apapun. Kuliner, Agensi, Transportasi, semua bisnis pasti menggunakan tiga pilar utama tersebut. Lalu apa saja bedanya? Mana yang lebih penting untuk dibuat terlebih dahulu? Yuk lanjut baca!
Laporan Neraca Keuangan
Laporan Neraca Keuangan atau yang biasa disebut Balance Sheet secara garis besar adalah laporan yang memperlihatkan sehat atau tidaknya kondisi keuangan yang dimiliki oleh perusahaan saat ini. Biasanya, laporan ini berisikan modal, jumlah aset, jumlah hutang dari bisnis yang sedang dijalankan. Oleh karena itu, laporan jenis ini harus benar-benar detail dalam mencatat segala sesuatunya, karena berkaitan erat dengan investor.
Dalam bisnis kuliner, laporan neraca keuangan ini dapat diperlihatkan ketika rapat per semester dengan investor sebagai laporan, ataupun sebagai pitchdeck untuk mendapatkan investor baru. Biasanya, hanya dengan laporan ini, investor dapat memprediksi bagaimana kondisi tahunan bisnis kuliner tersebut, apakah bisa sustain sampai saatnya tutup, apakah bisa balik modal di tahun tertentu.
Laporan Laba Rugi
Laporan Laba Rugi atau yang biasa disebut Profit & Loss (P&L) adalah laporan yang berisikan tentang keuntungan dan kerugian yang dialami oleh perusahaan. Baik secara bulanan, per tiga bulan, per enam bulan, dan per tahunnya.
Biasanya, laporan ini akan digunakan untuk evaluasi tim internal untuk mengetahui kondisi bisnis dalam kurun waktu tertentu, karena bisnis khususnya bisnis kuliner selalu berkembang dengan banyaknya pesaing dan inovasi berbagai macam makanan. Oleh karena itu, laporan P&L amat sangat dibutuhkan.
Ada beberapa komponen penting dalam laporan ini, seperti Pendapatan, COGS atau Harga Pokok Penjualan, dan Biaya Operasional. Tiga komponen ini nantinya akan ditarik menjadi sebuah kesimpulan yang mana memperlihatkan apakah bisnis kuliner yang sedang dilakukan mendapatkan laba atau mengalami kerugian.
Laporan Kas Keuangan
Laporan Kas Keuangan, biasa disebut Laporan Cashflow, juga menjadi komponen penting dalam laporan keuangan bisnis kuliner. Dalam laporan Cashflow, dapat terlihat kemana perputaran uang bisnis yang sedang dijalankan, untuk apa uang tersebut, bagaimana uang tersebut bisa menjadi lebih besar ataupun lebih kecil, dan lainnya.